Kamis, 10 Maret 2016

"Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit lagi setelah berkali-kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai dimana dan kapan. Tidak ada yang tahu. Your strength is simply your will to go on."

-Kutipan Supernova series Partikel karya Dee, halaman 519

Kamis, 25 Februari 2016

‘Rasa takut, trauma, phobia, kegelisahan, dan lain-lain semuanya terkait dengan mind(gugusan pikiran dan perasaan). Menjadi mindful atau menangani mereka di tataran mental/emosional hanya akan memperkuat mereka. Solusinya adalah mengembangkan intelejensia untuk melampaui mereka.’ 
(This is Truth That too is Truth by Swami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

"Intelejensia yang dimaksud adalah ranah kecerdasan ilahi, ranah kecerdasan alami. Jiwa tidak membutuhkan kenyamanan indrawi. Kenyamanan indrawi berkaitan dengan syaraf yang ada di otak."
-Marhento

Hanyalah ketika Anda bertekad untuk melepaskan mind (gugusan pikiran dan perasaan) Anda, fakultas mental/emosional Anda, barulah fakultas intelejensia mulai berfungsi. Begitu Anda mengakses intelejensia, Anda tidak lagi membutuhkan mind.’
(This is Truth That too is Truth by Swami Anand Krishna)

Orangutan

Gorila dan simpanse hidup berkelompok,
sedangkan orangutan hidup soliter.
Orangutan jantan dewasa menghabiskan hidupnya dalam kesendirian,
kecuali jika musim kawin.
Jika berkelompokpun, jumlahnya tidak lebih dari tiga atau empat.
Seiring dengan perubahan umur dan dinamika antar individu,
kebersamaan itu biasanya sementara.
Ibu akan melepas anak dewasanya.
Jantan akan menyendiri.
Meski penyendiri, tidak berarti orangutan tidak mengenal kesetiaan.
Justru karena sifatnya soliter,
orangutan amat jujur.
Dalam tindakan terkecilnya sekalipun,
manusia selalu dibayangi motivasi sosial,
manusia butuh justifikasi dari lingkungannya.
Orangutan tidak.
Manusia perlu konfirmasi berulang dalam hubungan antarsesama,
entah itu pasangan, sahabat atau keluarga.
Kita gemar menguji cinta.
Orangutan tidak.
Ikatan orangutan terjadi sekali dan bertahan selamanya.

-Kutipan novel Supernova series Partikel karya Dee
"Manusia berbagi 63% kesamaan DNA dengan protozoa, 66% kesamaan DNA dengan jagung, 75% dengan cacing. Dengan kera-kera besar, perbedaan kita tak lebih dari 3%. Kita berbagi 97% DNA yang sama dengan orangutan. Namun, sisa 3% itu telah menjadikan manusia pemusnah spesiesnya. Manusia menjadi predator nomor 1 di planet ini karena segelintir saja DNA berbeda. Manusia ibarat anak yang lupa keluarga dan sanak saudara."
-Kutipan novel Supernova series Partikel karya Dee, Halaman 254


"Satu-satunya yang perlu disembukan dari manusia adalah amnesia."
"Manusia perlu kembali ingat ia diciptakan dengan bahan baku dasar yang sama dengan semua makhluk diatas Bumi."
-Kutipan novel Supernova series Partikel karya Dee, Halaman 254


"Hutan ini baginya adalah simbolisasi dari firdaus. Kompleksitas hutan tropis mencerminkan inteligensi Ilahi yang tak tercerna manusia. Dan orangutan adalah pengingatnya akan kemurnian manusia sebelum keluar dari firdaus. Pada, orangutan, kita dapat melihat sejatinya makhluk firdaus yang tak pernah memutus hubungannya dengan kesatuan alam."
-Kutipan novel Supernova series Partikel karya Dee, Halaman 255

Jumat, 19 Februari 2016

Sorot Mata


barusan aku mengamati mata.
mata bayi, balita,
anak,
remaja,
dewasa,
tua.
semua berbeda.
bukan,
bukan bentuknya yang ku bilang.
tapi sorot matanya.
sorot mata bayi dan balita benar benar murni,
bukan hanya bening.
(aku merasakan itu)
tumbuh menjadi anak, aku melihat kejujuran.
ketika remaja hingga dewasa,
umm .. aku tidak suka mengomentarinya.
lalu, sorot mata tua, sayup ..
entah guratan apa itu, yang jelas, aku merasa tersentuh,
bukan,
bukan jatuh cinta.
entah apa